1 Desember 2012

Demam Berdarah Akibat Virus Dengue


Penyakit demam berdarah merupakan masalah kesehatan yang hampir setiap tahun menjadi momok bagi kita semua. Walaupun kasus demam berdarah hampir selalu ada sepanjang tahun, namun peningkatan kasus umumnya terjadi pada awal hingga pertengahan tahun (umumnya Januari hingga Mei)
Demam berdarah merupakan infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus. Infeksi Dengue dapat berupa asimptomatis (tanpa gejala), demam tidak khas, demam Dengue (DD) dan demam berdarah Dengue (DBD) yang dapat menimbulkan syok (sindrom syok Dengue, DSS).
Nyamuk Aedes hidup di bejana air tawar yang jernih seperti penampungan air, bak mandi, ban, dan kaleng bekas. Ciri-ciri nyamuk ini adalah terdapat bintik-bintik putih pada badan dan kakinya, menggigit pada siang-sore hari, hidup dalam rumah yang gelap, lembab, dan hingga pada pakaian yang tergantung.
Melalui gigitan nyamuk Aedes, virus masuk dan akan memberikan gejala yang merupakan gejala infeksi virus pada umumnya seperti demam yang tiba-tiba tinggi, nyeri otot dan sendi, dapat disertai ruam (bercak kemerahan di kulit), dan sakit kepala. Gejala dapat ringan, sedang sampai berat berupa pendarahan dan syok. Pada DBD, fase kritis dapat terjadi selama 2-3 hari yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menjadi syok (DSS). Tanda-tanda syok berupa tangan dan kaki yang terasa dingin, nadi lemah, tensi turun, dan gelisah sampai penurunan kesadaran.
Kriteria demam Dengue menurut WHO adalah : demam selama 2-7 hari, nyeri kepala, nyeri/pegal belakang mata, pegal otot dan sendi, bercak/bintik kemerahan kulit, adanya perdarahan, dan pada pemeriksaan darah terdapat leukopenia (leukosit rendah) serta serologi Dengue positif.
Setiap rumah sakti pada umumnya mempunyai protokol penatalaksana demam berdarah dan sedapat mungkin mencegah pasien ke dalam fase syok (DSS). Pasien dan keluarga pasien seringkali khawatir terhadap turunnya trombosit, perlu diperhatikan bahwa trombosit yang rendah (<30.000 mm3) tidak memastikan terjadinya perdarahan dan tidak perlu transfusi trombosit bila tidak terdapat perdarahan.

Kematian karena demam Dengue hampir tidak ada, sebaliknya DBD/DSS bila tidak ditangani secara dini dapat bersifat fatal sampai terjadi kematian. Penelitian di Jakarta, Surabaya, dan Semarang menunjukan bahwa anak-anak lebih rentan terjadi perburukan dibandingkan orang dewasa.
Upaya pencegahan dan penanggulangan meliputi berbagai pihak baik peran pihak kesehatan seperti penyuluhan dan penyemprotan (fogging) maupun peran aktif masyarakat yaitu menggunakan insektisida, serbuk abate, dan gerakan PSN(3M) berupa mengurus bak mandi, menutup rapat tepat penampungan air, dan menimbun barang-barang bekas.
Dismping itu, masyarakat hendaknya waspada, jangan menganggap remah, dan jangan menunda untuk berobat ke dokter jika mengalami demam tinggi selama 2 hari dan tidak terdapat perbaikan gejala. Penanganan sejak dini lebih baik daripada terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan dishare kalau artikel ini bermanfaat atau menarik menurut Anda. Berkomentarlah yang baik dan sopan.
NO SARA, NO SPAM, NO PO*NO
ATAU
INGN TUKAR LINK