Orang yang sulit mengontrol amarah akan lebih lama sembuh dari luka. Para peneliti dari Ohio State University mengatakan bahwa kortisol, hormone yang berhubungan dengan stres, dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Studi yang dipimpin oleh Jean-Phillipe Gouin ini dimuat dalam Brain, Behavior and Immunity.
Terbukti bahwa secara umum stres dapat membuat manusia lebih rentan penyakit dan lebih lama sembuh. Studi juga telah menemukan bahwa orang yang merawat penderita demensia (pikun) lebih lambat sembuh dari luka, begitu juga mahasiswa kedokteran gigi yang akan menghadapi ujian.
Dalam laporan ini, para peneliti hanya berfokus pada rasa marah, mereka memeriksa peserta studi mengatasi rasa marah. Mereka mencoba mengidentifikasi siapa yang cenderung menahan rasa marah dalam hati dan siapa yang akan terus terang bila sedang merasa tidak senang. Mereka juga mengamati orang yang tidak bisa menahan amarah.
Dalam studi tersebut, sekitar 100 peserta sukarela mengizinkan peneliti membuat sayatan kecil pada lengan, kemudian menutup luka dengan plastik dan melihat seberapa cepat luka sembuh.
Yang mengejutkan, para penelitian menemukan bahwa orang yang mengekspresikan rasa marah, bila dalam kondisi yang terkontrol, dan orang yang tidak marah-marah sembuh sama cepat. Sedangkan untuk orang yang marah-marah tidak terkontrol, memerlukan waktu 4 hari lebih lama untuk sembuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan dishare kalau artikel ini bermanfaat atau menarik menurut Anda. Berkomentarlah yang baik dan sopan.
NO SARA, NO SPAM, NO PO*NO
ATAU
INGN TUKAR LINK